Kutukan Cinta Siti Chapter satu



Chapter 1:
Kutukan Cinta Siti
 Hidup memang penuh misteri
Kita enggakan tau kapan terakhir kita bisa tersenyum di depan temen-temen kita atau di depan keluarga kita, sama halnya cinta. Kita enggakan tau kepada siapa kita harus jatuh cinta sebelum kita dekat terhadap siapa orang yang kita temu. Dan juga termasuk siapa orang yang bener-bener cinta kepada kita sampai dalam.
Waktu aku ngetik tulisan ini di kantin kampus.
“Ikmal, kamu kok masih ngejomblo juga sih” Tiba-tiba sesosok makhluk berambut muncul di balik jendela kantin. Dodi, temen sekampus.
“Ah kamu Do, becanda enggak lucu”
“Yak, gitu aja kok marah”Dodi coba menghibur.
“Aku bukanya marah...Tapi aneh, tiap kali kita ketemu, kamu selalu bilang jomloh lah, enggak laku-laku lah, emang cinta itu harus  memiliki...?”
“Cinta itu harus memiliki Mal, kalo kamu enggak cinta maka kamu belum memiliki yang namanya cinta, atau jangan-jangan kamu emang punya penyakit susah buat jatuh cinta” kata Dodi yang mulai sotoynya.
“Do, bukanya aku enggak punya perasaan, ataupun cinta, kurang apa coba, aku sering banget deket sama cewek yang aku suka, terus mereka menghilang begitu saja, aku merasa kayak ada yang aneh dengan sikap semua cewek kalo deket sama aku”
“Emmm,  kalo aku pikir-pikir ya Mal, ada keanehan sikap kamu terhadap semua cewek yang kamu deketin, mungkin ini balesan buat orang yang dulu pernah nyakitin perasaan seseorang cewek”
“Maksud kamu apa coba, mana pernah aku nyakitin hati seseorang cewek, kapan?”
“Kamu masih inget sama Siti, yang dulu sempet suka sama kamu, Cuma sayangnya kamu enggak suka sama dia”
“Hah, Siti. Siti itukan cewek jelek yang punya tompel di jidatnya, lalu bajunya yang enggak pernah di cuci sebulan, baru inget aku”
“Oh ya, tau nggak kamu sekarang Siti ada di mana?” tanya Dodi.
“Mana aku tau lah”. kataku datar
“Sebenernya kemaren aku ketemu sama siti, terus kelihatannya siti sekarang sudah banyak berubah”
“Ah masak, berubah apanya?”
“Sekarang siti lebih cantik dan jauh apa yang kamu bayangin”
“Cantik gimana, ah aku enggak percaya dengan omongan kamu”
“Ya sudah kalo kamu enggak percaya”.
Si Dodi tetep ngeyakinin aku soal Sesosok makhluk yang bernama siti ini, kembali kezaman waktu aku kelas 5 SD, waktu itu aku sempet di taksir sama seseorang cewek yang menurutku belum masuk tipikal cewek yang aku suka. Soalnya tuh cewek kayak enggak mandi sebulan, kalau kesekolah makai kaus kaki kedodoran sebelah, ingus masih tetep standby di dasi yang bergelantungan dileher, dengan kunciran rambut mirip tanduk rusa dan juga ciri khas tompelnya yang nyangkut dijidatnya yang jenong itu.
Ngomongin soal tu cewek, memang tu cewek kayaknya naksir berat sama aku, hampir tiap hari dia ngasih surat ke aku yang tulisanya hanya berisikan pantun-pantun yang enggak jelas. Jujur aku enggak suka dan juga enggak cinta sama siti. Memang sangat jahat banget aku pada waktu itu. Tiap kali siti ngasi surat ke aku, aku segera lari ke toilet Cuma buat masukin tu surat ke lobang wc. Sungguh kejam memang, gimana lagi. Namanya juga enggak cinta.
Sudah hampir dua tahun tu cewek ngejar-ngejar aku, yak gimana lagi namanya enggak cinta. Sangking cintanya siti, coba nembak dengan cara agresifnya seekor singa jantan. Yang namanya anak SD pasti beda cara nembaknya, yaitu pakei ketapel, yang isinya batu di tulis I LOVE U. Haha gembel.
Sepulang dari kampus.
Tiba-tiba Dodi nelpon dari negeri anta brantah sana.
“ Halo” Kata dodi yang diseberang sana.
“Ya, halo...” jawabku kalem.
“Ikmal, kamu lagi ada dimana sekarang?” tanya Dodi mendadak.
“Aku lagi dirumah,  emang kenapa?”
“Ikmal, kamu kerumah aku ya, aku mau ngajak kamu ketempatnya siti sekarang”
“What, mau ngapain...?”tanyaku ke dodi sentak.
“Aku mau buktikan kekamu soal siti sekarang..”
“....Ya...oke-oke, aku kesana sekarang”
“ya. aku tungg.....” suara dodi terputus, artinya dodi sudah mematikan hapenya, atau bisa jadi pulsanya habis.
Sesampainya di rumah dodi, dodi segera beranjak dari tempatnya dan dia naik kesepeda motorku yang mulai rapuh dengan kapasitas berat badanya dodi yang hampir sama dengan ukuran tabung gas elpiji ukuran 12 kg.
Beberapa menit kemudian sampailah kami di tempat tujuan kami datengi. Sebuah toko bunga yang nyempil diantara dua toko bangunan. Memang aneh dan enggak sinkron. Dan di toko bunga itu tempat siti bekerja sebagai seorang kasir.
Motor kami parkirkan tepat di depan sebuah jendela ukuran besar dengan di tutupi sebuah kaca yang tembus pandang dan terlihat dari sana seorang perempuan yang berwajah oriental, plus dengan rona bibir nya yang berwarna merah muda.
“Akhirnya, sampai juga” kata dodi girang
“Disini tempatnya?”tanyaku
“Ya, kita langsung masuk oke” ajak dodi
“ya... oke”
Kami segera masuk ketoko bunga, dan jeger. Akhirnya disinilah saya berada di depan sebuah pintu yang terbuka lebar,  tertatap wajah seorang gadis perawan yang sangat cantiknya, dan juga manis, yang mungkin bisa ngalahin manisnya rasa madu lebah hutan. Yap itu lah siti yang selama ini kami bicarakan.
Dengan perasaan grogi dan sedikit ngenest, aku coba buat beraniin diri untuk deketin siti yang ada di balik meja kasir tersebut, dalam jarak sepuluh meter jantungku mulai berdegup kencang, seolah tubuhku yang kering kerontang ini enggak mampu lagi buat di gerakin.
Kembali fokus ke siti, waktu udah deket sama siti. Akhirnya aku bisa ngomong, walaupun apa yang aku omongin ini sekilas terdengar kayak orang yang lagi baca mantra. Dan setelah beberapa saat bincang-bincang dengan siti, akhirnya aku bisa dapatin nomornya siti dengan rasa girangnya.
Gara-gara kemarin ketemu sama siti, apa yang namanya jatuh cinta kini melanda pikiranku serta kehidupanku. Aku jadi sesosok makhluk yang diibaratkan sama tahu mungkin sama, sama-sama lembek dan mudah hancur, jadi galau, tiap kali mau makan jadi enggak nafsu makan kepikiran dengan yang namanya siti. ya, siti. Orang yang dulu sempet suka sama aku, dan kini kebalikan dari semua itu, aku yang harus suka sama siti dan harus aku perjuangkan untuk dapetin cinta siti walaupun aku enggak tau siti bakalan ngasih harapan itu ke aku yang penuh dengan penyesalan.
Malem kamis, sekitar jam 8 lebih 24 menit. Aku coba nelpon Dodi, buat nyeritaan tentang perasaanku yang mulai galau mikirin siti.
“Halo” Kataku.
“Ya hallo..” jawab dodi dengan suara agak lembam, kayak orang yang belum pernah makan sebulan.
“Dodi, aku mau ngomong sama kamu” kataku kedodi.
“Ya, inikan sudah ngomong, mau ngomong apaan.....?”
“Aku mau bilang kalo aku kayaknya suka sama siti” kataku langsung.
“._.” dodi Cuma diem.
“Do, Dodi...kamu kok diem..” kataku kedodi yang enggak jawab telponku.
“Hahaha..haha...ikmal2” tiba-tiba dodi Cuma ketawa girang enggak karuan.
“Do, kamu gila ya!”
“Siapa yang gila, aku Cuma aneh sama kamu, kamu kok enggak biasanya ngomongin soal cewek sekarang sama aku, biasanyakan kamu orangnya enggak mau bilang ke aku soal tu cewek”
“Do, aku tu serius... “ kataku ke dodi
“Oke’ jadi gimana?”tanya dodi.
“Jadi...tolong bantu aku gimana caranya aku bisa dapetin cintanya siti kembali. .”
“Wah itu gampang, caranya kamu coba pedekate dulu sama siti, kamu punya nomor handphone nya sitikan, coba kamu sms apa telpon-telpon aja dulu” kata dodi dengan bijaknya, sebagai malaikat penyelamat.
“Oh gitu ya” kataku simple.
“Iya la Mal, coba aja dulu....dan kelihatanya siti itu mungkin sekarang belum punya pacar, dan ini bisa jadi kesempatan terbaik kamu, buat dapetin siti”
‘Jadi ini kesempatan aku buat dapetin siti, dan aku harus memperjuangkan cintanya siti’ kataku dalem hati. Segera aku coba buat nelpon siti, walaupun agak takut, takut enggak di angkat, takut enggak di anggap. Banyak hal pikiran negatif bermunculan saat aku mulai menekan beberapa digit  nomornya siti. Akhirnya tanpa keraguan aku coba nelpon siti.
“Hallo” kataku dengan agak gerogi dan ditambah dengan persaan yang mulai panas dingin, mungkin ini efek dari perasaanku yang sangking sukanya sama siti.
“iya, halo” terdengar suara perempuan yang calm, yang akhirnya aku jadi terperosok kedalam lubang yang dalem.
“Halo siti, masih inget sama aku enggak?” tanyaku ke siti dengan nada suara rendah.
“Ini siapa ya?” tanya siti
“Aku ikmal, temen Sd kamu dulu..”
“Oh ikmal, ya aku masih inget kok”
“Siti sekarang lagi ngapain?”tanyaku kesiti basabasi.
“Oh ini aku lagi denger musik aja mas” jawab siti hening.
“Siti, sebenernya ada yang mau aku omongin sama kamu..” kataku kesiti mendadak.
“Mau ngomongin apa mas?”tanya siti
“Jadi gini, sebenernya aku mau ngajak kamu ketemuan besok sore, kalo kamu mau sih...” kataku ke siti dengan pedenya.
“Emmm... Boleh, tapi habis aku selesai kerja ya mas”
“Bener boleh, emmm.. kalo gitu besok aku langsung jemput kamu aja ya... blehkan?”
“Iya. Boleh” kata siti hening.
Terdengar suara jangkrik dari arah luar rumah. Aku yang mulai bahagia, lantaran aku besok harus ketemuan sama siti. Ceritanya, ada hal yang harus aku ungkapin ke siti, yaitu tentang soal perasaanku selama ini  kesiti.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, sekitar pukul 4 sore, setenga jam lagi toko bunga tempat kerjanya siti tutup, aku gunakan kesempatan ini buat ngajak siti ketemuan di tempat yang sudah aku rencanain sebelumnya. Yaitu taman kota, yang ada danau buatanya yang sering disinggahi para burung bangau, setiap sudut taman kota ditanemi bunga berwarna-warni yang cantik-cantik, mungkin sama cantiknya dengan siti, hayalku sembari nunggu siti di bangku taman yang dibelakangnya sebagai background danau kecil penuh dengan burung-burung bangau juga ada sepasang angsa putih. Ini mungkin moment yang tepat buat aku nembak siti secara langsung, dan secara empat mata. Romantism moment.
Setelah hampir setenga jam aku nungguin sigadis pujaan. Akhirnya siti muncul dari jarak sekitar sepuluh meter dari arahku, siti terlihat makin cantik, dengan mengenakan kaus berwarna pink, dengan dibaluti celana jeans berwarna biru, rambutnya yang berwarna hitam lebat sangat mencolokan bola mataku, sehingga aku terbelalak melihat siti, siti memandangiku dengan matanya yang bulat indah, dan menyapaku dengan senyumanya sangat manis, inilah cinta, inilah kehidupan, inilah aku yang harus merasakan cintanya siti.
“Maaf ya mas, aku datengnya agak terlambat...” kata siti dengan raut wajah yang agak di kerutkan.
“Oh iya, enggak apa-apa...” kataku kesiti dengan rasa badan gemetar saat natap wajah siti.
“Mas, pemandanganya disini indah ya...” kata siti sambil melihat kearah danau.
“ Iya, indah banget, apa lagi lihatnya sama kamu, jadi tambah indah” aku coba buat akrab sama siti.
“Mas bisa aja” kata siti terlihat malu.
“Oh, iya, sebenernya ada hal yang ingin aku omongin sama kamu” kataku langsung kesiti.
“Mau ngomongin apa mas..?” tanya siti lirih.
“Jadi... sebenernya... AKU...Su.....” kataku sedikit terhenti saat aku mau bilang  kalo aku suka sama kamu.
Ini merupakan sekian kalinya aku harus nembak cewek. Dan beberapa pengalaman yang bikin aku kapok buat nembak cewek adalah; ketika harus nerima kenyataan pahit, ditolak dengan cara teragis.
“Sebenernya, aku suka SAMA KAMU” kataku kesiti secara langsung.
“Whahahhaha...hh”
Disinilah aku harus kelihatan gembel didepan cewek, dimana aku nembak cewek setelah itu dia ketawa dengan girangnya yang bikin aku jadi kikuk.
“Loh kok ketawa...?” kataku sedikit bingung.
“Maaf mas, mas sebenernya ngomong apaan sih?”
“Aku Cuma bilang kekamu kalo aku suka sama kamu, Semenjak aku ketemu sama kamu aku ngerasa kalo aku jatuh cinta sama kamu, dan aku mau jadi pacar kamu...serius”  kataku kesiti ngarep.
“ Sebelumnya, aku minta maaf ya mas, juga mau bilang terima kasih kalo mas sudah suka dan cinta sama aku, kayaknya kita enggak bisa pacaran deh”
“Hahhh.. Emang kenapa?” tanyaku
“Aku Sudah Punya pacar mas” jawab siti.
Gubrak, ‘Oh tidak’ kataku. Aku harus bengong, malahan kalo bisa aku harus nangis sambil jungkir balik. Akhirnya, disinilah aku yang gembel. Harus nerima dengan lapang dada. Orang yang dulu mengharapkan cintaku, kini telah menolak cinta dariku. Selamat buat kamu siti, akhirnya kamu menang dan aku harus kalah atas kutukan cinta dari kamu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Penulisan Chapter Report

Cerita Pendek